Arsip Penulis

Refleksi perjalanan kehidupan

kita patut baca!!!

Hadi Nur

Kisah di bawah ini telah diterbitkan dalam buku yang berjudul “Life Stories 2. Resep Sukses dan Etos Hidup Diaspora Indonesia di Berbagai Negara”, halaman 50-67. Editor: Dino Patti Djalal. Red & White Publishing. Jakarta, 2013.

Saya tidak tahu mengapa saya dipilih untuk menuliskan pengalaman hidup ini. Apakah saya dianggap sukses? Bagi saya, kriteria sukses itu sederhana. Orang yang sukses adalah orang yang bermanfaat dan memberikan kebaikan kepada orang banyak. Kesuksesan tidaklah datang tanpa usaha, dukungan dari orang lain dan juga do’a. Oleh karena itu, refleksi dari perjalanan hidup ini dimulai dengan peranan orang tua dalam mendidik dan membentuk saya, sehingga saya seperti sekarang.

Peranan Orang Tua
Saya lahir pada tahun 1969 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Ketika saya lahir, ayah saya, Profesor Nur Anas Djamil, adalah Dekan Fakultas Keguruan Sastra dan Seni, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Padang (sekarang adalah Universitas Negeri Padang). Beliau adalah lulusan Institut Agama Islam…

Lihat pos aslinya 3.601 kata lagi

MATERI PERKULIAHAN MICRO TEACHING

Mahasiswaku sekalian, khususnya yang mengampu mata kuliah micro teaching.. berikut materi perkuliahan yang sudah saya tampilkan namun belum sempat anda copy, monggo download saja disini ya..
Trims… 🙂

PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TA.2012/2013

Selamat datang dan salam kenal untuk mahasiswa yang baru saya ampuh di semester ini, sebelum kita memulai perkuliahan sebaiknya mahasiswa sekalian sudah mengetahui terlebih dahulu materi-materi perkuliahan yang akan di bahas di perkuliahan nanti.

Oleh sebab itu, mahasiswa sekalian silahkan Anda download silabus perkuliahan di bawah ini, dengan password: LIYANASUNANTO

Thanks and check it out……  🙂

silabus MIKRO TEACHING

silabus KONDAS MTK

Kontrak dan Silabus Perkuliahan Semester Ganjil T.A 2012/2013

ImageSelamat berjumpa kembali untuk mahasiswaku yang pernah saya ampuh sebelumnya, dan salam kenal untuk yang kali pertama saya ampuh di semester ganjil T.A 2012/2013 ini.

Baiklah,, silahkan langsung klik saja sesuai mata kuliahnya ya.. ^_^

kontrak KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN DI SD

kontrak PEMBELAJARAN KELAS RAGKAP

silabus KAPITA SELEKTA PENDIDIKAN DI SD

password: LIYANASUNANTO

TUGAS SUSULAN part II

  1. Pendidikan Matematika : quis susulan Matematika

  2. Pendidikan IPS :quis susulan IPS

 

Tugas dikumpulkan paling lambat pas UAS, jika ada yang melebihi batas UAS maka nilai akan di korting (-10)/hari

TRIMS…. 🙂

Mohon maaf sebelumnya sudah menunggu +- 12jam, okey langsung z y d liat soal-soal Quisnya… Monggooo…… 😉

SOAL QUIS

Selamat mengerjakan, sampai ketemu lusa…… ^_^

Silabus Perkuliahan Semester Genap TA.2011/2012

Salam kenal sebelumnya, untuk anda semua… 🙂


Okey, langsung saja.. Silahkan anda klik tautan di bawah ini sesuai dengan mata kuliah yang di ampuh oleh saya di kelas anda.

Check it out… 😉


silabus MIKRO TEACHING –> Semester 6

silabus PENDIDIKAN MATEMATIKA –> Semester 4

silabus PENDIDIKAN IPS –> Semester 4

Untuk mahasiswa semester 4 ( pendidikan matematika)

Mohon maaf sebelumnya, berdasarkan keputusan rapat team dosen pendidikan matematika. Bahwa ada sedikit perubahan dalam isi silabus, dan tentunya juga berpengaruh dalam pelaksanaan perkuliahan. Sehingga perencanaan yang kemarin kita rencanakan bersama akan ada sedikit perubahan, supaya tidak terjadi miskonsepsi maka untuk pertemuan kedua besok saya dulu yang akan membahas pembelajaran dan penilaian pembelajaran matematika di sekolah dasar. Untuk selanjutnya, akan saya sampaikan pada pertemuan kedua tersebut agar lebih jelas.

Trims… 😉

 

IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

IMPLEMENTASI DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER

DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

 

Oleh : Liyana Sunanto

 

S

ampai saat ini bangsa Indonesia masih dihadapkan dengan sejumlah permasalahan, khususnya permasalahan yang berkaitan dengan moral. Kita sering mendengar dan melihat dari pemberitaan baik lewat media elektronik seperti televisi dan radio ataupun internet juga surat kabar, dimana terdapat banyak kejadian yang semestinya akan mengusik para pendidik, seperti halnya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme di semua lapisan jabatan, , perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan penggunaan narkoba. Dan tentu juga masih ada deretan panjang persoalan  pendidikan lainnya dari bangsa ini yang belum dapat mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Dimana dalam Pasal Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Oleh karena itu, rumusan tujuan pendidikan nasional menjadi rujukan dalam pengembangan pendidikan dan karakter bangsa.

Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha sadar tujuan dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik semaksimal mungkin. Pendidikan juga adalah suatu usaha masyarakat dan bangsa yang disengaja dalam rangka mempersiapkan generasi muda bagi eksistensi kehidupan yang lebih bermartabat di masa yang akan datang. Pendidikan itu sejatinya tidak lepas dari lingkungan peserta didik, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik merupakan bagian integral lingungan di sekitarnya. Pendidikan yang tidak memperkenalkan lingkungan tempat tinggal menetap peserta didik, di khawatirkan akan menyebabkan peserta didik terasingkan dari akar budayanya.

Dan hakekat dari pendidikan merupakan proses enkulturasi, yang berfungsi mewariskan nilai-nilai kepada generasi muda. Nilai-nilai itu merupakan kekayaan dan sekaligus kebaggaan bangsa sehingga dapat dikenal oleh bangsa-bangsa lain.

Karakter

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Adapun berkarakter adalah berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti “to mark” atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia.

Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dimana dalam menyelenggarakan pendidikannya  harus berkarakter.

Nilai-nilai teridentifikasi yang dapat dikembangkan dalam pendidikan karakter bangsa dijelaskan pada uraian dibawah ini.

Agama. Bangsa Indonesia merupakan masyarakat beragama. Atas dasar pertimbangan itu, maka nilai-nilai pendidikan karakter bangsa harus didasarkan pada nilai-nilai yang bersumber dari agama. Melalui pendidikan karakter, diharapkan agama tidak sebatas khotbah melainkan dapat diimplementasikan dalam realita kehidupan sehari-hari, sehingga setiap peserta didik memiliki kesalehan sosial yang tinggi.

Pancasila. Pancasila dijadikan sumber dari segala sumber hukum. Setiap gerak kehidupan politik, ekonomi, hukum dan pendidikan selalu bernafaskan pancasila. Pendidikan karakter bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi good citizen, dalam arti memiliki kemauan dan kemampuan untuk menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya.

Budaya.Seluruh masyarakat Indonesia dalam kehidupan sosialnya didasari oleh nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya dijadikan pijakan dasar untuk melakukan komunikasi social antar kelompok masyarakat. Keragaman budaya harus dapat dijadikan kekuatan untuk saling memahami antar kelompok masyarakat yang pada akhirnya menjadi sinergi pembangunan.

Pendidikan Nasional. Tujuan pendidikan nasional memuat berbagai nilai normatif yang harus dimiliki warga Negara Indonesia setelah mengikuti proses pendidikan. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional hendaknya dapat dijadikan pijakan operasional pengembangan karakter peserta didik.

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran

Pendidikan karakter  merupakan hal yang baru sekarang ini meskipun bukan sesuatu yang baru. Penanaman nilai-nilai sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala. Akan tetapi, seiring dengan perubahan jaman, agaknya menuntut adanya penanaman kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap pengajaran. Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam RPP dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini semakin memudar.

Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.

Pada prinsipnya, pengembangan budaya dan karakter bangsa tidak dimasukan sebagai mata pelajaran monolitik, melainkan terintegrasi kedalam mata pelajaran. Dimana jika kita lihat isi kurikulum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebenarnya ada ruang khusus untuk pendidikan karakter, yaitu melalui pengembangan diri. Oleh Karena itu guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter kedalam KTSP.

Para pakar yang menekuni pembelajaran intensif telah mensintesiskan hasildan temuan dari berbagai penelitian dan merumuskan prinsip-prinsip pembelajaran yang kondusif terhadap pengembangan potensi peserta didik, antara lain : (1) pembelajaran harus berorientasi pada pengalaman keseharian peserta didik, (2) pembelajaran lebih menekankan pemecahan masalah secara aktif  dan bukan penguasaan fakta, (3) Transfer akan lebih mungkin terjadi jika konteks pembelajaran mirip dengan konteks dimana hasilnya akan diterapkan, (4) pembelajaran hendaknya melibatkan diskusi kelompok untuk melatih penalaran, ekspresi, toleransi dan etika dalam berbeda pendapat dan sintesis dari emikiran bersama.

Adapun prinsip-prinsip yang dapat dignakan dalam pengembangan pendidikan dan karakter bangsa, dapat diamati pada uraian dibawah ini.

Strategi pembelajaran. Sebagai contoh adalah model pembelajaran kolaborasi atau belajar kelompok (misalnya model Jigsaw, model Number Head Together, dst), didalam model pebelajaran tersebut terintegrasi nilai karakter yaitu mengembangkan nilai kerjasama, toleransi, etika dalam berbeda pendapat, penalaran dalam mensintesiskan beberapa pendapat secara bersama, menghargai pendapat orang lain, keberanian mempresentasikan hasil kelompok, yang termuat didalamnya pengembangan keterampilan mengkomunikasikan pendapat. Juga masih banyak metode, strategi, pendekatan dan model pembelajaran lain yang bias digunakan untuk implementasi penddikan karakter ini.

Keterkaitan materi dengan domain nilai karakter. Guru senantiasa berusaha mengaitkan materi pelajaran dengan suatu domain pendidikan karakter. Misalnya pembelajaran matematika yang dikenal sebagai ilmu yang memiliki penalaran deduktif yang logis, konsistensi yang ketat, dsb. Hal ini  dalam pembelajaran dapat dikaitkan dengan aspek dari domain pendidikan karakter, mialnya sifat teliti, konsisten, keberadaan Tuhan, dsb. Tentu pembelajaran untuk materi lain dapat pula dikaitkan dengan aspek dari domain pendidikan karakter.

Inkulkasi. Inkulkasi merupakan lawan dari indoktrinasi. Beberapa contoh inkulkasi adalah (a) mengemukakan pendapat disertai alasan yang rasional, (b) memperlakukan pihak lain secara adil, (c) menghargai pendapat yang berbeda, (d) memtuhi tata tertib/peraturan, (e) pemberian penghargaan atau hukuman yang masuk akal dan mendidik, (f) tidak memutuskan hubungan dengan orang yang tidak setuju dengan pendapatnya, dan sebagainya. Hal ini semua perlu menjadi kebiasaan guru sehingga guru dengan spontan senantiasa mengarahkan dan mengingatkan Peserta didik.

Pemberian teladan. Jika pendidik seara konsisten berprilaku rajin, disiplin, bersemangat, kerja keras, keterbuakaan, adil, toleran, bertanggung jawab dan keluhuran budi pekerti lainnya. Maka akan banyak peserta didik yang mengidolakan dan meniru perilaku gurunya, karena kelebihan yang dimiliki guru tersebut.

Pemberian fasilitas. Pemberian Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dimanfaatkan untuk kemandirian belajar. Dengan bimbingan dan arahan guru, peserta didik diminta untuk membaca sendiri suatu bagian dalam buku atau LKS, selanjutnya guru memberikan pendalaman materi bab tersebut dengan mengajukan pertanyaan baik dalam bentuk tes tulis maupun liasn.

Pengembangan keterampilan. Kirschenbaum dalam Darmiyati Zuhdi (2009, 62) megidentifikasi sepuluh keterampilan agar peserta didik dapat menyesuaikan dan berhasil dalam kehidupannya, yaitu: berfikir kritis, berfikir kreatif, berkomunikasi seecara jelas, berlaku asertif (berani mengemukakan pendapat dengan spontan dan bertanggung jawab), berani menolak tekanan dari kawan dengan cara yang tidak mengecewakan, belajar secara kolaboratif, mampu mengatasi konflik, keterampilan akademik dan keterampilan sosial.

Melembaga. Pendidikan karakter selain diimplementasi di kelas oleh guru, juga perlu ada kebersamaan dari semua individu yang terdapat dalam suatu lembaga/sekolah. Sehingga terbangun suatu suasana yang kondusif yang member dorongan kepada peserta didik untuk memiliki karakter yang terpuji.

 

 

Pengembangan RPP Bermuatan Karakter

Dalam rangka mengimplementasikan program pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Dalam menyusun RPP guru harus mencantumkan Standar Kompetensi yang memayungi  Kompetensi Dasar yang akan disusun dalam RPP-nya. Didalam RPP secara rinci harus dimuat Tujuan Pembelajaran,Materi Pembelajaran, Metode Pembelajaran, Langkah-langkah Kegiatan pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian

Langkah-langkah Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Mencantumkan identitas

•    Nama sekolah

•    Mata Pelajaran

•    Kelas/Semester

•    Alokasi Waktu

Catatan: RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus yang disusun oleh satuan pendidikan. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar yang bersangkutan, yang dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan.

A. Standar Kompetensi

Adalah kualifikasi kemampuan peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada mata pelajaran tertentu. Standar kompetensi diambil dari Standar Isi (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar). Sebelum menuliskan Standar Kompetensi, penyusun terlebih dahulu mengkaji Standar Isi mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal berikut :

  • urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau SK dan KD
  • keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.

B. Kompetensi Dasar

Merupakan sejumlah kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik dalam rangka menguasai Standar Kompetensi mata pelajaran tertentu. Kompetensi Dasar dipilih dari yang tercantum dalam Standar Isi. Sebelum menentukan atau memilih Kompetensi Dasar, penyusun terlebih dahulu mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

  • Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan Kompetensi Dasar
  • Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata pelajaran
  • Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran

C. Tujuan Pembelajaran

Berisi  penguasaan kompetensi yang operasional yang ditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional dari kompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional, rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan atau beberapa tujuan.

D. Materi pembelajaran

Adalah  materi yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu pada materi pokok yang ada dalam silabus.

E. Metode Pembelajaran

Dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih.

F. Langkah-langkah Pembelajaran

Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan :

  1. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

  1. Inti

Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Eksplorasi

  • Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama)
  • Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
  • Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan)
  • Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras)

Elaborasi

  • Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis)
  • Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun)
  • Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis)
  • Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab)
  • Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai)
  • Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)

konfirmasi

  • Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis)
  • Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis)
  • Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan)
  • Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru:
  • Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun);
  • membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli);
  • Memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis)
  • Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan
  • Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri).
  1. Penutup

Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.

G.    Sumber Belajar

Pemilihan  sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.  Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,  sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referens, dalam RPP harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan halaman yang diacu.

H.    Penilaian

Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila penilaian menggunakan  teknik  tes tertulis uraian, tes unjuk kerja, dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Pendidikan karakter akan berhasil manakala disertai contoh dan pembiasaan dari semua stackholders pendidikan, baik guru, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua peserta didik, masyarakat dan juga pemerintah. Guru sekolah dasar memiliki posisi strategis dalam pendidikan karakter bangsa, sebab merupakan lembaga pendidikan kedua setelah keluarga dalam mengembangkan nilai-nilai kehidupan.

 

 

List & Task of Remedial

Dear all…
Saya yakin anda sudah menunggu lama untuk list remedial ini, dan juga mengira-kira apakah tasknya. Okey, langsung saja anda cek nama anda ada tidak di list dibawah ini. Check it out….. 😉

List Remedial smt Ganjil 2011-2012

Next,, bagi yang namanya tercantum atau ada dalam list. Berikut tugas beserta petunjuknya, silahkan klik sesuai mata kuliah yah. Check it out….. 😉

Mata kuliah Kapsel Pendidikan SD –> Task Remedial Kapsel Pendidikan SD

Mata kuliah Kondas Matematika –> Task Remedial Kondas matematika

Jadi untuk yang belum mengikuti kuis ataupun UTS, tugasnya sama yaitu membuat laporan Observasi.

“Selamat Mengerjakan”

Kisi-kisi Soal UAS Semester Ganjil TA. 2011/2012

Berikut kisi-kisi UAS untuk semester ganjil TA. 2011/2012, silahkan klik sesuai matkul yah…. ^_^

« Previous entries